Notification

×

Iklan

Iklan

contoh-banner-di-tribunpasundan-1

News Ticker

Untuk kerjasama dan iklan di TribunPasundan.com , silahkan hubungi 0857-1857-1347

PNM Berdayakan Perempuan Prasejahtera Lewat Pembiayaan Ultra Mikro

Senin, 29 September 2025 | September 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-29T08:46:16Z
Gedung PNM/ist

TRIBUNPASUNDAN.COM, Jakarta - Sejak awal berdiri pada tahun 1999, PNM secara konsisten menargetkan segmen masyarakat yang sering diabaikan oleh lembaga pembiayaan konvensional karena dianggap berisiko tinggi.

PNM membuktikan bahwa strategi ini tidak hanya relevan, tetapi juga dapat menjadi dasar bagi perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Melalui program unggulannya, Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), PNM menyalurkan pembiayaan tanpa agunan dan berbasis kelompok yang telah menjangkau jutaan perempuan.


Capaian Signifikan PNM Mekaar

Hingga Agustus 2025, PNM telah melayani lebih dari 13 juta nasabah perempuan, sebuah pertumbuhan signifikan yang menempatkan PNM sebagai lembaga pembiayaan perempuan terbesar di dunia, bahkan melampaui pencapaian Grameen Bank di Bangladesh.

Realisasi penyaluran dana PNM Mekaar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari Rp4,2 triliun pada tahun 2017, angka ini melonjak menjadi Rp68,2 triliun pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (Compound Annual Growth Rate - CAGR) mencapai 49,2%.


Penyaluran Dana Hingga Agustus 2025

Hingga Agustus 2025 saja, PNM sudah menyalurkan dana sebesar Rp43,3 triliun kepada perempuan prasejahtera. Hal ini menunjukkan komitmen PNM dalam mendukung perekonomian masyarakat kecil.


Inovasi Global: Penerbitan Orange Bond

Pada Juni 2025, PNM mencatat sejarah dengan menerbitkan Orange Bond senilai Rp16 triliun, sekaligus menjadi Orange Sukuk pertama di dunia. Penerbitan instrumen ini menjadikan PNM pelopor dalam keuangan berkelanjutan dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di pasar modal global.

Respons investor terhadap Orange Bond PNM sangat positif. Selama proses book building yang berlangsung hanya delapan hari, seluruh emisi terserap penuh bahkan mengalami oversubscribe.


Kupon Kompetitif dan Kepercayaan Investor

Kupon yang ditawarkan cukup kompetitif: 6,25% untuk tenor 1 tahun, 6,65% tenor 3 tahun, dan 6,85% tenor 5 tahun. Kepercayaan investor tampak dari banyaknya yang memilih tenor jangka panjang, meskipun kondisi pasar global masih diselimuti ketidakpastian.


Pernyataan Direktur Utama PNM

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengungkapkan momentum ini dengan ungkapan yang tegas. "Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa," ujar Arief.

Bagi PNM, Orange Bond merupakan simbol transformasi pembiayaan sosial yang berakar di desa, namun mendapatkan legitimasi dari pasar modal internasional. Komitmen PNM melalui Orange Bond juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yang menjadi prioritas nasional.


Dukungan untuk SDGs dan Penerbitan Tahap Kedua

Instrumen inovatif seperti Orange Bond diyakini dapat menjadi solusi untuk menutup kesenjangan pendanaan sekaligus memastikan dampak sosial yang jelas. PNM memastikan penerbitan Orange Bond telah sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk verifikasi independen untuk memastikan keberpihakan pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Untuk menjawab tingginya minat investor, PNM bahkan bersiap menerbitkan tahap kedua senilai Rp1,02 triliun pada akhir 2025.


Fondasi Mekaar dan Penghargaan Internasional

Fondasi utama dari kesuksesan Orange Bond adalah program PNM Mekaar yang hingga Agustus 2025 telah menjangkau 13,3 juta perempuan di 36 provinsi. PNM tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan usaha, pelatihan, serta Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang memperkuat kemandirian perempuan prasejahtera.

Inovasi PNM juga meluas melalui aplikasi SenyuM Mobile, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), hingga keterlibatan global, seperti paparan dalam acara Commission on the Status of Women (CSW) PBB ke-68 di New York.***