Notification

×

Iklan

Iklan

contoh-banner-di-tribunpasundan-1

News Ticker

Untuk kerjasama dan iklan di TribunPasundan.com , silahkan hubungi 0857-1857-1347

PBB Serukan Akhiri Kekerasan di Suriah: 14 Tahun Setelah Protes

Rabu, 03 Desember 2025 | Desember 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-03T06:56:00Z

PBB Desak Diakhirinya Kekerasan di Suriah, 14 Tahun Setelah Protes Pecah di Negara-negara Arab


Seruan mendesak ini muncul seiring dengan terus berlanjutnya pergolakan di Suriah, yang kini kembali dilanda eskalasi kekerasan. Peristiwa ini terjadi tiga bulan setelah kabar mundurnya Presiden Bashar al-Assad.

Desakan dari Utusan Khusus PBB

Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, secara vokal menyerukan penghentian segera kekerasan dan mendesak perlindungan bagi warga sipil di negara yang dilanda konflik berkepanjangan ini. Pernyataan ini dikeluarkan pada hari Jumat (14/3), bersamaan dengan peringatan 14 tahun sejak dimulainya demonstrasi pro-demokrasi yang memicu perang saudara selama lebih dari satu dekade.

Perjalanan Panjang Menuju Konflik

Geir Pedersen menekankan bahwa apa yang awalnya merupakan tuntutan akan reformasi disambut dengan tindakan brutal yang mengejutkan, hingga memicu salah satu konflik paling memilukan di era modern. Konflik tersebut telah mengungkap penderitaan mendalam akibat kekejaman manusia.

Dampak Konflik yang Mengerikan

Banyak keluarga masih berduka atas kehilangan orang-orang tercinta, masyarakat tetap terpecah belah, dan jutaan orang terusir dari rumah mereka. Selain itu, masih banyak yang terus mencari anggota keluarga mereka yang hilang.

Data Pengungsi dan Kerugian

Menurut data dari PBB, konflik di Suriah telah menyebabkan sekitar 12 juta orang mengungsi, termasuk lebih dari 6 juta pengungsi yang mencari perlindungan di negara lain. Peristiwa ini menunjukkan betapa besar dampak kemanusiaan yang ditimbulkan oleh konflik berkepanjangan ini.

Kekerasan Terbaru dan Ketidakstabilan

Meskipun Presiden Assad dilengserkan pada Desember 2024, harapan untuk pemulihan stabilitas telah terpukul oleh gelombang kekerasan mematikan yang dimulai pada 6 Maret. Peristiwa kekerasan terjadi di wilayah pesisir Suriah.

Konflik di Wilayah Pesisir

Pasukan keamanan bentrok dengan pejuang yang setia kepada mantan presiden Assaf, mengakibatkan ratusan orang tewas, termasuk warga sipil. Para pejuang ini merupakan anggota minoritas Alawite, kelompok agama yang juga merupakan asal dari keluarga Assad.

Upaya Perdamaian dan Harapan Baru

Pedersen, pada Jumat (14/3), juga menyoroti perjanjian yang baru saja dicapai antara otoritas transisi Suriah dan kelompok bersenjata, Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Perjanjian ini merupakan pengingat positif tentang pentingnya persatuan Suriah.

Seruan untuk Solusi Komprehensif

Ia menyerukan pembentukan pemerintahan transisi dan badan legislatif yang kredibel dan inklusif. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kerangka kerja konstitusional yang komprehensif serta proses penyusunan konstitusi baru yang inklusif untuk jangka panjang, serta keadilan transisi yang sejati.