:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5380966/original/089304200_1760441025-1000488767.jpg)
Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi pusat perhatian industri udang nasional dengan diselenggarakannya Forum Shrimp Fair pada 14-16 Oktober 2025. Acara berskala nasional ini menghadirkan ratusan pelaku usaha udang dari berbagai daerah di Indonesia, membahas tantangan dan peluang di sektor budidaya dan ekspor udang, khususnya ke Amerika Serikat.
Forum yang diinisiasi oleh Shrimp Club Indonesia (SCI) ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku industri. Hadir dalam forum ini, mulai dari pengusaha, pembudidaya, eksportir, hingga penyedia sarana tambak udang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
Isu Utama: Dampak Pengetatan Impor AS Akibat Kontaminasi Radioaktif
Salah satu isu krusial yang menjadi fokus utama dalam forum ini adalah pengetatan aturan impor udang oleh Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul adanya temuan paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Cikande, Serang, yang sempat mengganggu kelancaran ekspor udang Indonesia ke pasar AS.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku industri udang nasional, terutama terkait dengan reputasi produk udang Indonesia di mata konsumen AS. Diskusi intensif dilakukan untuk mencari solusi terbaik agar ekspor udang Indonesia tetap berjalan lancar dan kepercayaan konsumen dapat dipulihkan.
Penjelasan Pemerintah dan Upaya Mitigasi
Pemerintah, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, memberikan penjelasan detail terkait situasi ini. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Supito, menjelaskan bahwa temuan radioaktif hanya terbatas pada satu UPI di Cikande, Tangerang, dan tidak ditemukan di lokasi budidaya udang.
Pemerintah menegaskan bahwa produk udang dari UPI di luar Cikande dipastikan aman dari paparan zat berbahaya. Langkah-langkah mitigasi pun telah diambil untuk memastikan keamanan produk udang yang diekspor ke AS.
Sertifikasi Bapetan: Kunci Keberlanjutan Ekspor
Sebagai upaya untuk memastikan keamanan produk dan kelancaran ekspor, pemerintah telah menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan sertifikat bebas radioaktif yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan).
Sertifikat ini menjadi kunci penting bagi para eksportir udang untuk membuktikan bahwa produk mereka aman dan memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh AS. Dengan adanya sertifikat ini, peluang ekspor ke Amerika Serikat tetap terbuka lebar.
Peluang Pasar AS Tetap Terbuka: Optimisme dan Harapan
Meskipun ada tantangan, pemerintah dan pelaku industri udang tetap optimis terhadap peluang pasar di Amerika Serikat. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Supito, menekankan bahwa hanya satu lokasi UPI yang masuk dalam daftar merah (red list), sementara daerah lain tetap bisa melakukan ekspor dengan melengkapi sertifikat bebas radioaktif dari Bapetan.
Hal ini memberikan harapan bagi para eksportir untuk terus memasarkan produk udang Indonesia di pasar AS. Dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, diharapkan ekspor udang Indonesia dapat kembali normal dan bahkan meningkat.
Inovasi Budidaya dan Pengembangan Industri Udang
Selain membahas isu ekspor, Forum Shrimp Fair juga menjadi ajang untuk mendorong inovasi dalam budidaya udang. Dewan Penasehat Shrimp Club Indonesia (SCI) Banyuwangi, Hardi Pitoyo, menekankan pentingnya menemukan inovasi dan pemikiran baru untuk mengembangkan industri udang di Indonesia.
Diskusi dan berbagi pengalaman antar pelaku industri diharapkan dapat menghasilkan solusi terbaik untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas produk udang. Pameran teknologi, peralatan, hingga produk budidaya tambak udang juga turut meramaikan forum ini.
Banyuwangi: Sentra Produksi Udang dan Dukungan Pemerintah Daerah
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyambut positif terselenggaranya Forum Shrimp Fair di daerahnya. Banyuwangi dikenal sebagai salah satu daerah penghasil udang terbesar di Indonesia, sehingga forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku usaha di sektor tersebut.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan industri udang di Banyuwangi. Melalui forum ini, diharapkan persoalan ekspor udang ke AS dapat terselesaikan dan industri udang di Banyuwangi semakin berkembang.
Kesimpulan: Sinergi untuk Keberlanjutan Industri Udang
Forum Shrimp Fair di Banyuwangi menjadi bukti nyata komitmen pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor industri udang. Dengan sinergi dan inovasi, diharapkan industri udang Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
Keberhasilan forum ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi seluruh pelaku usaha udang di Indonesia, serta memastikan keberlanjutan industri udang di masa mendatang.

