Notification

×

Iklan

Iklan

contoh-banner-di-tribunpasundan-1

News Ticker

Untuk kerjasama dan iklan di TribunPasundan.com , silahkan hubungi 0857-1857-1347

Thorium: Harapan Baru Energi Indonesia di Tengah Kebutuhan Listrik 60.000 MW

Rabu, 01 Oktober 2025 | Oktober 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-30T22:09:00Z

Indonesia.go.id - Thorium, Harapan Baru Indonesia


Indonesia tengah berupaya keras memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat, dengan target mencapai 60.000 MW pada tahun 2025. Di tengah pencarian solusi energi yang berkelanjutan, thorium muncul sebagai kandidat kuat untuk menjadi sumber energi alternatif, yang disebut sebagai nuklir hijau.

Apa Itu Thorium? Mengenal Sumber Energi Alternatif

Thorium merupakan unsur radioaktif yang potensial sebagai bahan bakar nuklir alternatif, berbeda dengan uranium yang selama ini lebih dikenal. Thorium memiliki keunggulan, terutama dalam hal ketersediaan di Indonesia yang melimpah, menjanjikan masa depan energi yang lebih bersih dan efisien.

Cadangan Thorium di Indonesia

Indonesia memiliki potensi cadangan thorium yang sangat besar. Dikatakan bahwa cadangan thorium di Indonesia mencapai 70.000 ton, yang jumlahnya empat kali lebih banyak dari cadangan uranium. Keberadaan cadangan thorium yang melimpah ini menjadi alasan utama bagi Indonesia untuk mengembangkan energi berbasis thorium.

Sejarah dan Rencana Pengembangan Nuklir di Indonesia

Wacana penggunaan energi nuklir di Indonesia sebenarnya bukanlah hal baru. Sejak lama, pemerintah telah merencanakan pemanfaatan energi nuklir, terutama untuk kepentingan damai, yakni sebagai pembangkit listrik. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi pernah mengungkapkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga 60.000 megawatt (MW) pada tahun 2025. Rencana ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan energi nuklir sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan.

Beberapa lokasi potensial untuk pembangunan PLTN sempat dipertimbangkan, seperti Gunung Muria (Jawa Tengah), Bangka Belitung, dan Kalimantan. Pemanfaatan thorium sebagai bahan bakar PLTN menjadi fokus utama dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) saat ini sedang membangun reaktor nuklir ke-4 di Serpong, Banten. Reaktor yang ditargetkan selesai dan beroperasi pada tahun 2019 ini akan menggunakan bahan bakar thorium. Program Reaktor Daya Eksperimental (RDE) ini berkapasitas 30 MW dan dapat menggunakan kombinasi uranium dan thorium.

Keunggulan Thorium sebagai Sumber Energi

Thorium menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar nuklir konvensional seperti uranium. Thorium memiliki densitas energi yang sangat tinggi, yang berarti dalam jumlah kecil, thorium mampu menghasilkan energi yang sangat besar.

Perbandingan dengan Bahan Bakar Lain

Sebagai perbandingan, 1 ton thorium setara dengan 200 ton uranium atau 3,5 juta ton batubara dalam menghasilkan energi. Selain itu, beberapa ilmuwan menyebut energi thorium merupakan sebuah revolusi energi karena menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak dapat dipersenjatai, tidak mengeluarkan emisi apapun, dan menghasilkan energi yang sangat murah.

Tantangan dan Peluang Penggunaan Thorium

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan thorium sebagai sumber energi komersial masih menghadapi tantangan. Hingga saat ini, belum ada negara yang berhasil mengembangkan thorium secara komersial sebagai sumber energi listrik.

Peran Perusahaan Multinasional

Sejumlah perusahaan multinasional telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam pembangunan reaktor berbasis thorium di Indonesia. Misalnya, Rosatom dari Rusia telah melakukan penandatanganan kerjasama pada 1 Juni 2016, dan Thorcon International Pte Ltd. asal Amerika Serikat, yang berencana investasi USD1,2 miliar (sekitar Rp17 triliun) untuk membangun PLTT 500 MW.

Potensi Dampak Penggunaan Thorium di Indonesia

Jika berhasil diimplementasikan, penggunaan thorium sebagai sumber energi dapat membawa dampak positif bagi Indonesia. Selain menjadi sumber energi alternatif yang relatif murah dan efisien, penggunaan thorium juga berpotensi menurunkan tarif listrik hingga lebih dari 30%.

Kesimpulan

Dengan potensi cadangan yang melimpah dan sejumlah keunggulan lainnya, thorium menjadi harapan baru bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Langkah pemerintah dalam mengembangkan energi berbasis thorium patut kita nantikan, dengan harapan dapat mewujudkan energi yang bersih, murah, dan berkelanjutan.

Artikel ini diunggah pada Kamis, 28 November 2019 pukul 01:23 WIB. Artikel ini juga diperbarui pada tanggal berikut: 29 September 2025 | 12:48 WIB, 29 September 2025 | 12:36 WIB, 30 September 2025 | 10:53 WIB, 29 September 2025 | 12:39 WIB, 30 September 2025 | 11:22 WIB, 29 September 2025 | 12:43 WIB, 30 September 2025 | 08:51 WIB, 29 September 2025 | 12:14 WIB, 30 September 2025 | 11:35 WIB, dan 29 September 2025 | 12:21 WIB.