Program ini merupakan bagian dari visi jangka panjang TULANDUT untuk membuka 10.000 toko bersama perempuan Indonesia. Bersamaan dengan itu, TULANDUT juga memperkenalkan “TULANDUT Women’s Health & Care Charity Program”, sebuah gerakan sosial yang menyisihkan 1% dari setiap penjualan produk untuk mendukung kesehatan dan kewirausahaan perempuan di berbagai daerah.
Misi Membawa Teknologi Tekstil Terbaik Dunia
Mikey Chu, Pendiri & CEO TULANDUT, dalam sambutannya yang penuh semangat, menegaskan misinya membawa teknologi tekstil terbaik dunia untuk perempuan Indonesia.
“TULANDUT lahir bukan hanya untuk menjual pakaian dalam, tetapi untuk menghadirkan kenyamanan, kepercayaan diri, dan peluang karier yang setara bagi perempuan di seluruh dunia,” ujar Mikey Chu.
Ia menambahkan, melalui kombinasi teknologi serat rumput laut, kain antibakteri alami, dan pendekatan sosial, TULANDUT akan terus menghadirkan produk yang selaras dengan nilai comfort, confidence, and care. “Mulai hari ini, perjuangan kita adalah untuk menjadikan setiap perempuan tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pemimpin dan pengusaha,” tutupnya.
Menciptakan Ekosistem Mandiri bagi Perempuan
Bella Shofie, yang hadir sebagai figur publik dan Strategic Co-founder TULANDUT, turut menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam memandang perempuan modern.
“Perempuan hari ini tidak hanya ingin cantik, tapi juga ingin berdaya. Melalui TULANDUT, kami ingin menciptakan ekosistem di mana perempuan bisa tumbuh, mandiri, dan mendapatkan penghasilan secara berkelanjutan. Kami percaya satu perempuan bisa kuat, tapi bersama-sama, kita bisa mengubah dunia,” ujar Bella.
Dalam acara tersebut, Bella juga secara simbolis memimpin peluncuran TULANDUT Foundation, yang akan berfokus pada kegiatan sosial dan pemberdayaan komunitas perempuan.
Sementara itu, Lina Lie, Global Exclusive Distributor, yang memegang peranan penting dalam ekspansi internasional TULANDUT di kawasan Asia Tenggara, menegaskan misinya. “TULANDUT adalah kelanjutan dari misi membantu perempuan menjadi mandiri, percaya diri, dan berani mengambil langkah besar,” tutur Lina Lie. Ia juga mengumumkan kerja sama TULANDUT dengan berbagai organisasi lokal untuk menyelenggarakan seminar kesehatan perempuan dan pelatihan wirausaha gratis bagi perempuan kurang mampu di Indonesia.
Model Bisnis Digital dan Inklusif
Kevin Gao, Board of Director sekaligus mantan Tiktok Shop Manager, menekankan pentingnya ekonomi digital dalam mempercepat pertumbuhan bisnis berbasis komunitas.
“Model reseller TULANDUT adalah bentuk nyata dari ekonomi digital inklusif. Kami tidak hanya membangun jaringan penjualan, tapi juga membuka akses ekonomi bagi ribuan perempuan Indonesia untuk naik kelas,” jelas Kevin Gao.
Daniel Rigan, Strategic Co-founder lainnya, menyampaikan apresiasi atas dukungan para mitra dan reseller. "Hari ini bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang semangat kebersamaan. Setiap reseller, setiap mitra, adalah bagian dari keluarga besar yang membangun sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri,” kata Daniel Rigan.
Acara ditutup oleh Chen Lin An, Co-founder, yang mempresentasikan kebijakan insentif dan roadmap jangka panjang TULANDUT. “Kami percaya, bisnis yang tumbuh bersama komunitas adalah bisnis yang akan bertahan lama. Setiap reseller bukan hanya mitra, tetapi bagian dari perjalanan menuju visi besar TULANDUT di tingkat global,” pungkasnya.***


